metode bercerita paud sutitah sudarso 1

METODE BERCERITA ANAK USIA DINI


A. Hakikat Metode Bercerita

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka, yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Cara penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga.

Pada lembaga pendidikan anak usia dini, seperti halnya PAUD sutitah sudarso 1 kecamatan Jongkat Kabupaten Mempawah, sering kali kami sebagai seorang guru meminta anak untuk bercerita tentang dirinya atau pengalaman yang dialaminya di depan teman-temannya. Ada sebagian anak sudah terlihat mampu menuturkan pengalamannya pada teman-temannya walau dengan bahasa yang masih terpatah-patah, namun ada pula yang tampak masih malu-malu dan ragu untuk melakukan hal tersebut, malah ada juga yang diam seribu bahasa. Di sinilah pentingnya peran guru dan orang tua untuk mengembangkan rasa percaya diri anak dengan cara melatih mereka mau mengungkapkan hal yang dipikirkan atau dirasakannya. namun, kemampuan tersebut tidaklah akan timbul dengan sendirinya, melainkan harus melalui proses stimulasi.

Adapun tujuan dari metode bercerita adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan berbahasa, di antaranya kemampuan menyimak (listening), juga kemampuan dalam berbicara (speaking) serta menambah kosa kata yang dimilikinya.
2. Mengembangkan kemampuan berpikirnya karena dengan bercerita anak diajak untuk memfokuskan perhatian dan berfantasi mengenai jalan cerita serta mengembangkan kemampuan berpikir secara simbolik.
3. Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang akan mengembangkan kemampuan moral dan agama, misalnya konsep benar-salah atau konsep ketuhanan.
4. Mengembangkan kepekaan sosial-emosi anak tentang hal-hal yang terjadi di sekitarnya melalui tuturan cerita yang di sampaikan.
5. Melatih daya ingat atau memori anak untuk menerima dan menyimpan informasi melalui tuturan peristiwa yang di sampaikan.
6. Mengembangkan potensi kreatif anak melalui keragaman ide cerita yang dituturkan.

Bentuk-bentuk metode bercerita
1. Bercerita tanpa alat peraga
bercerita tanpa alat peraga dapat diartikan sebagai kegiatan bercerita yang dialkukan oleh guru atau orang tua tanpa menggunakan media atau alat peraga yang bisa diperlihatkan pada anak. dengan demikian, kekuatan dari metode bercerita tanpa alat peraga ini terletak pada kepiawaian guru atau orang tua dalam menuturkannya.

bercerita tanpa alat peraga ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penyampaian isi cerita. kelebihannya adalah dapat:
a. melatih anak untuk memfokuskan perhatian (konsentrasi);
b. melatih anak untuk menjadi pendengar yang baik;
c. mengembangkan fantasi anak terhadap hal yang tidak nyata;
d. mengembangkan kemampuan mengingat anak terhadap hal tertentu yang disampaikan melalui tuturan secara lisan.

kekurangannya adalah sebagai berikut:
a. guru atau orang tua terkadang enggan untuk berekspresi dengan sebaik-baiknya karena rasa malu sehingga mempengaruhi fantasi anak.
b. terkadang anak merasa jenuh untuk duduk sejenak karena tidak ada media atau alat peraga yang bisa mempertahankan konsentrasi mereka pada cerita tersebut.
c. anak akan pasif menahan banyak hal yang ingin ia ketahui untuk ditanyakan ketika guru atau orang tua bercerita.
d. dengan tidak adanya media atau alat peraga sehingga tuturan cerita terkesan menjadi terlalu verbal.

2. bercerita dengan alat peraga
        Bercerita dengan menggunakan alat peraga berarti kita menggunakan media atau alat pendukung untuk memperjelas penuturan cerita yang kita sampaikan. Alat peraga atau media tersebut digunakan untuk menarik perhatian dan mempertahankan fokus perhatian anak dalam jangka waktu tertentu.
Bercerita dengan alat peraga dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu bercerita dengan menggunakan alat peraga langsung dan bercerita dengan menggunakan alat peraga tidak langsung.

        Bercerita dengan menggunakan alat peraga langsung, yaitu kita bercerita dengan menggunakan alat peraga asli, sesuai dengan kenyataannya misalnya tas sekolah, botol minuman, pensil, baju, piring makan, sendok, garpu, dan lain-lain. Sedangkan, bercerita dengan menggunakan alat peraga tidak langsung adalah bercerita dengan menggunakan alat peraga atau media bukan asli atau tiruan seperti binatang tiruan, buah tiruan, sayuran tiruan, dan lain-lain.

Bercerita dengan menggunakan alat peraga tidak langsung, sebagai berikut:
a. Bercerita dengan menggunakan gambar.
        Media atau alat peraga yang bisa kita gunakan adalah gambar tunggal dan gambar berseri. Gambar tunggal, yaitu suatu gambar yang memuat seluruh rangkaian isi cerita dalam satu kertas. Gambar seri, yaitu beberapa gambar yang dituangkan dalam beberapa kertas yang terpisah, memuat keterkaitan isi cerita antara gambar yang satu dengan yang lainnya.

b. Bercerita dengan menggunakan buku cerita
        Kegiatan bercerita ini menggunakan buku cerita sebagai media atau alat peraga pendukung cerita. Kegiatan bercerita ini sering disebut juga dengan kegiatan membacakan cerita karena buku cerita yang kita gunakan biasanya dibacakan pada anak.

c. Bercerita dengan menggunakan papa flanel
        Kegiatan bercerita ini menggunakan papan yang terbuat dari bahan flanel dan potongan-potongan gambar lepas yang bisa dimainkan.

Pada pendidikan anak usia dini Sutitah Sudarso 1 juga mengembangkan aspek bercerita dalam salah satu kegiatan pembelajarannya. kegiatan ini bertujuan untuk membangun aspek pengembangan bahasa pada anak usi 4-5 dan 5-6. kegiatan bercerita dapat juga dilakukan saat penyampaian materi pembelajaran, pijakan awal pembelajaran maupun penutupan
.Gambar mungkin berisi: 1 orang, duduk, anak dan dalam ruangan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hakikat Anak Usia Dini PAUD Sutitah Sudarso 1

kegiatan keprofesian paud suitah sudarso 1

metode karyawisata paud sutitah sudarso 1